Pansus Century kini banyak di kritik akan ketidak santunannya, bahkan presiden SBY pun ikut bicara akan hal ini. Secara pribadi saya tidak tahu bagian mana yang di katakan tidak santun selama Pansus Century, kecuali kejadian Ruhut Sitompul yang mengatakan “Ba****” ke Gayus Lumbun. Selain dari pada itu, saya kira wajar wajar saja. Tidak tahu kalau menurut anda.
Apakah nada suara yang tinggi menandakan ketidak santunan, anggota Pansus dari PKS dan PDIP menilai tinggi rendah suara anggota Pansus selama bertanya ke saksi merupakan hal yang wajar secara Indonesia terdiri dari banyak pulau yang masing masing pulau memiliki keadaan alam yang berbeda beda, sehingga membuat cara bicara tiap daerah meiliki khasnya masing masing.
Lalu bagaimana dengan simbol negara, beberapa pihak khususnya Partai Demokrat menganggap simbol negara baik itu presiden, wakil presiden dan menteri harus tetap di hormati di mana pun dia berada, bahkan menjadi saksi.
Memang benar perlu adanya penghormatan terhadap para pemimpin kita di pemerintahan, walaupun di dunia politik antara penghormatan dan “menjilat” susah di bedakan. Namun itu semua tergantung sikapnya yang pro rakyat atau tidak.
Di dalam sebuah sidang baik itu dalam Pansus Century atau yang lainnya, seorang saksi haruslah bersikap sebagaimana seorang saksi yang harus menceritakan apa yang dia tahu, tidak peduli saksi tersebut dari orang pemerintahan atau tidak, bila saksi tersebut pura pura tidak tahu atau seakan akan tidak mau menjelaskannya maka di butuhkan ketegasan, meskipun harus di kesampingkan dulu rasa hormat tersebut demi terungkapnya kebenaran.
Pansus Century sebelumnya di bentuk memang untuk menggali sedalam dalamnya kebenaran mengenai kasus Bank Century yang telah menghabiskan uang negara lebih dari Rp 6 triliun. Jadi sewajarnya para wakil rakyat tersebut harus tegas terhadap para saksi.
Namun anehnya ketegasan anggota Pansus sepertinya “tidak di restui” oleh masing masing partainya yang menjadi mitra dengan pemerintahan. Kita bisa lihat penggantian beberapa anggota Pansus dari PKB dan PAN.
Entah apa sebabnya partai partai mitra pemerintah tersebut mengganti perwakilannya di dalam pansus Century, beberapa pihak menilai keputusan tersebut di ambil lantaran takut “kemesraan” koalisi menjadi terganggu, dan apabila itu terjadi otomatis tidak ada jatah posisi di pemerintahan. Apalagi sekarang santer terdengar akan terjadi reshuffle atau pergantian menteri.
Kini Pansus sedikit demi sedikit menemukan titik terang dari kasus Century, semoga dengan ketegasan (yang utama) dan kesantunan bisa menyelesaikan kasus ini sebaik baiknya, sehingga masalah lain bisa juga segera di selesaikan, seperti perdagangan bebas antara Indonesia dan China ( Baca : Produk China Menjamur di mana mana)