Tahun 2010 merupakan awal dari perdagangan bebas yang sudah di setujui oleh negara ASEAN termasuk Indonesia dengan China . Rencana ini sebenarnya sudah di persiapkan 5 tahun yang lalu. Namun sepertinya Indonesia saja yang terlihat belum siap menghadapi perdagangan bebas dengan China .
Beberapa sektor industri seperti sektor tekstil, mainan, baja, petrokimia, alas kaki dan makanan menyatakan belum siap bersaing dengan produk China , oleh karena itu ke enam sektor tersebut minta penundaan ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) pada tahun 2010.
Dengan adanya perdagangan bebas ini membuat China mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melebarkan sayap ekonominya. China yang memang di prediksikan oleh banyak orang akan menggantikan posisi Amerika tentu akan menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin.
Kita bisa bayangkan, sebelum perdagangan bebas di berlakukan saja produk dari China yang di kenal murah sudah banyak di pasaran kita, apalagi setelah perdagangan bebas di berlakukan. Berbagai macam produk China akan semakin menjamur di mana mana.
Beberapa produk seperti pakaian dan mainan anak anak, kini sudah menyebar di berbagai daerah di Indonesia . Kalau ini tidak di sikapi secara serius oleh pemerintah, bisa bisa sebagian besar usaha mikro atau usaha rakyat bawah terancam gulung tikar.
Berdasarkan catatan Asosiasi Tekstil Indonesia, tahun 2008 saja sudah lebih dari 150 tempat produksi tekstil tutup dan pada tahun 2009 lebih dari 200 pabrik tekstil gulung tikar. Catatan ini akan terus memburuk bila tidak ada filter untuk produk China .
Sebagian besar orang menyarankan agar di berlakukan sistem SNI pada semua produk China seperti halnya pada peraturan lalul intas tahun 2010 yang harus menggunakan helm berlogo SNI (Baca : Peraturan Lalu Lintas tahun 2010 Di perketat). Tapi entah rencana tersebut akan di laksanakan apa tidak.
Memang perdagangan bebas juga berdampak positif pada jumlah ekspor kita. Tercatat ekspor kita sudah lebih dari 100 milyar dollar, jumlah ini melebihi perkiraan sebelumnya. Namun pertanyaannya, Apakah uang sebesar tersebut bisa di rasakan oleh rakyat lapisan bawah atau hanya di rasakan oleh golongan atas saja ?????????
Secara, korupsi dan ketidakadilan di Indonesia sudah menjadi penyakit akut yang sulit untuk di sembuhkan.