Mungkin kita tidak banyak tahu dengan nama ini, Wikileaks. Namun di Amerika nama ini menjadi pembicaraan khususnya para penjabat Departemen Pertahanan Amerika atau yang lebih di kenal dengan Pentagon.
Pasalnya Wikileaks selalu memuat dokumen dokumen rahasia yang seharusnya tidak di bawa ke public. Terakhir Wikileaks memuat sebuah dokumen dinas rahasia Pusat Intelijen AS atau CIA. Dokumen tersebut merupakan sebuah memo yang di dalamnya menyatakan dugaan keterlibatan Amerika dalam kegiatan “mengekspor terorisme”.
Dalam situsnya, Wikileaks memuat sebuah laporan dokumen tertanggal 2 Februari silam yang mengajukan pertanyaan hipotesis mengenai dampak jika warga AS ditemukan beroperasi melakukan aksi terorisme di luar negeri.
Dokumen tersebut merujuk kasus David Headley, pria kewarganegaraan Pakistan-Amerika yang mendalangi serangan Mumbai di India, 2008 silam. Serta, Baruch Goldstein, ekstremis Yahudi yang menewaskan puluhan orang Palestina di Hebron, 1994 lalu.
Namun, pihak CIA yang di wakili oleh Marie Harf membantah tudingan tersebut, dia mengatakan kalau itu hanya taktik intelijen saja.
Wikileaks merupakan sebuah organisasi international yang selalu menerbitkan dokumen dokumen rahasia ke publik melalui webistenya. Sesuai dengan slogannya “We Open Goverments” mereka selalu berusaha mendapatkan informasi penting pemerintah. Websitenya sendiri di luncurkan pada tahun 2006 dan di jalankan oleh The Sushine Press.
Walaupun mendapat kecaman dari Kementrian Pertahanan AS, namun seperti itu tidak membuat Wikileaks terus memuat dokumen rahasia ke websitenya. Bahkan mereka sempat mengancam akan membocorkan data penting milik CIA yang lainnya.