Kasus “pemukulan” yang di lakukan George Junus Aditjondro, penulis buku “Gurita Cikeas” terhadap Ramadhan Pohan terus bergulir (Baca : Video aksi “pemukulan” George). Pohan sudah melaporkan kasus tersebut ke polisi dan tinggal menunggu waktu saja.
Seperti kita tahu beberapa kasus hukum di Indonesia akhir akhir ini sering “membuat” masyarakat harus turun tangan untuk menyelesaikannya, baik itu lewat demo atau lewat media online. Sebut saja seperti kasus Bibit dan Chandra yang lebih di kenal dengan kasus “Cicak vs Buaya”, Kasus Prita Mulyasari, Kasus Pencuri Semangka dan Biji Kakao dan sekarang Kasus “pemukulan” George terhadap Pohan. Entah karena masyarakatnya yang tidak tahu hukum atau memang tidak adanya keadilan. Namun tidak bisa di pungkiri, sekarang opini publik sudah menjadi suatu kekuatan tersendiri yang sewaktu waktu bisa meledak kapan pun seperti bom waktu . Bila pemerintah tidak sensitif akan hal ini di khawatirkan akan timbul perpecahan.
Kembali ke kasus “Gurita Cikeas”, sedikit berbeda dengan kasus hukum lainnya yang hampir mayoritas masyarakat mendukung si terdakwa, kasus “Gurita Cikeas” terlihat terjadi keseimbangan antara yang pro dan yang kontra. Keseimbangn ini kita bisa lihat dengan adanya aksi dari kelompok yang kontra sewaktu forum diskusi buku “Gurita Cikeas” di gelar. Mereka menganggap George merupakan antek luar negeri yang sengaja ingin mengacaukan pemerintahan SBY. Bahkan sekarang aksi penolakan tersebut sudah sampai pada rasial, yang notabennya George memang bukan non islam.
Kini masalah tersebut sudah sampai ke polisi, kita tidak tahu apa yang terjadi bila George di jadikan sebagai tersangka. Apakah akan ada perang opini ? atau lebih buruk. Semoga hal itu tidak terjadi.
Memang terlihat sedikit gegabah Pohan dengan langsung melaporkan kasus tersebut ke polisi tanpa berdiskusi dulu dengan partainya. Kondisi masyarakat yang sensitif sekarang bisa bisa menjadi senjata makan tuan untuk Ramadhan Pohan sendiri, secara Pohan juga ikut andil dalam aksi “pemukulan” yang di lakukan oleh George.
Namun nasi sudah menjadi bubur, kita tidak tahu Pohan akan mencabut tuntutannya itu atau tidak. Apakah facebooker akan mulai aksinya lagi..Kita tunggu saja.
Kita semua berharap kasus “Gurita Cikeas” tidak membuat perpecahan di masyarakat Indonesia