Tahun 2010 sepertinya tahun kericuhan. Jika kita lihat berita berita di televise hampir setiap hari di isi oleh berita kericuhan dan bentrokan, terutama mengenai Pilkada di beberapa daerah. Belum lama juga kita di pertontonkan peristiwa berdarah di Makam Mbah Priok, Tanjung Priok (Baca: Kericuhan Di Makam Mbah Priok ). Hampir ratusan orang terluka dan beberapa orang meninggal.
Seakan tidak pernah berhenti, kini kericuhan kembali datang. Kali ini terjadi di kawasan Batam. Kerusuhan Batam terjadi akibat seorang manager berkewarganegaraan asing yang kemudian di identifikasi berasal dari India menghina karyawan Indonesia .
Serentak, pernyataan tersebut menyulut emosi karyawan dan bawahan lainnya. Tak lama sekitar 30 menit kemudian, kemarahan itu sudah menyebar hampir ke semua pekerja di galangan PT Dry Docks World Graha di Tanjung Uncang, Batam. Jumlah pekerja di lokasi mencapai sekitar 8.000 orang.
Terlihat beberapa kendaraan yang di rusak oleh para perusuh, dan di khawatirkan aksi tersebut berlanjut ke aksi sweeping. Kita tahu banyak warga asing yang berada di Batam
Hingga kini Markas Besar Polri belum mendapat laporan berapa orang yang diamankan terkait kerusuhan Batam. Tindakan yang sekarang dilakukan kepolisian adalah mencegah agar kerusuhan tidak melebar, apalagi dengan menggunakan isu sara.
Apakah ini yang di namakan “dalam proses berdemokrasi” atau memang benar yang di katakana oleh Permadi , zaman ini merupakan zamannya “goro goro”