Pasukan Elite Iran Siap Kawal Kapal Misi Kemanusiaan Palestina

Setelah terjadi serangan Israel terhadap salah satu kapal misi kemanusiaan Freedom Flotilla, Mavi Marmara dan kapal Rachel Corrie, ternyata tidak membuat para relawan menyerah apalagi takut, malah mereka berencana akan kembali lagi mengirim bantuan ke Gaza, Palestina.

Tidak hanya itu saja, perlakuan Israel yang melecehkan sukarelawan Indonesia ternyata bagaikan angin berlalu saja. Para relawan

Indonesia

kini telah menyiapkan keberangkatan selanjutnya guna mengirim bantuan yang sudah terkumpul cukup banyak di dalam negeri.

Namun sepertinya keberangkatan misi kemanusiaan yang akan di lakuan para relawan seluruh dunia dunia kali ini akan sedikit berbeda, pasalnya Iran lewat Pasukan Elitenya Garda Revolusi, akan ikut bersama rombongan misi kemanusiaan Palestina untuk memecahkan blokade Israel terhadap Gaza.

"Pasukan angkatan laut Garda Revolusi telah siap sepenuhnya untuk mengawal konvoi perdamaian dan pembebasan ke Gaza dengan semua kekuatan dan kemampuannya," tegas Ali Shirazi, wakil Khamenei di Garda Revolusi, seperti dikutip oleh kantor berita setengah resmi Mehr.

Sikap Iran ini tentu di tanggap dingin oleh Israel yang selama ini menganggap

Iran

sebagai pemasok senjata ke Hamas. PM Benyamin Netanyahu mengatakan

Israel

akan terus mencegah kapal mencapai pantai dan pembangunan "pelabuhan Iran di Gaza”.

Sebagai info saja, Garda Revolusi merupakan sebuah pasukan yang terlepas dari pasukan bersenjata regular

Iran

. Pasukan Elite Iran ini meliputi angkatan udara, angkatan laut dan struktur komandan. Mereka di kenal sangat setia pada pemimpin tertingginya dan akan lakukan perintah apapun dengan usaha yang maksimal. Kita bisa bayangkan bagaimana kalau kedua negara ini jadi bertemu di laut, tentu tidak ada kemesraan di sana.

Entah sikap Iran tersebut hanya “action” saja atau benar adanya. Tapi kita semua tentu berharap bantuan kemanusiaan bisa sampai di Gaza sehingga bisa langsung di rasakan oleh saudara saudara kita disana dan tidak ada lagi yang namanya Irony in the Middle East.

Dan kata terakhir untuk Iran….Tolong Jangan Pikun….