Postingan renungan kali ini akan mencoba menjelaskan tentang “Apa yang Harus di syukuri Istri Kepada Suaminya “. Penjelasan ini hanya berdasarkan pemikiran saya saja, bagi anda yang mau sharing mengenai tema renungan kali ini seperti biasa tulis di bagian komen, baik itu yang sependapat ataupun tidak. Ok langsung saja.
Ketika Nabi Muhammad SAW melakukan Isra’ dan Mi’raj, Beliau melihat begitu banyak wanita yang menjadi penghuni neraka lalu Beliau bertanya kepada Malaikat Jibril mengapa penghuni neraka kebanyakan adalah wanita. Kemudian Malaikat Jibril berkata “ Itu semua karena wanita tidak pandai bersyukur kepada suaminya (dalam riwayat lain mengatakan wanita tidak pandai menjaga auratnya).
Mungkin ada beberapa istri yang menanyakan “Apa yang harus di syukuri dari suami”. Apakah karena suami mencari nafkah ?, mungkin si istri akan menjawab “saya juga bisa mencari uang bahkan bisa lebih banyak”. Apkah karena suami lebih pintar, mungkin si istri akan menjawab “ Tidak semua suami pintar, malah kebanyakan istri yang lebih pintar dari pria/suami”. Atau apakah karena suami memiliki tenaga yang lebih besar ?, mungkin si istri akan menjawab “Itu sih relatif”.
Lalu hal apa dong yang harus di syukuri istri kepada suaminya…..Tidak lain tidak bukan adalah sebagai pemimpin keluarga, dan itu tidak bisa di gantikan dengan cara apapun. Karena itu merupakan “cap” atau “label” yang mau gak mau, suka gak suka akan melekat kepada pria yang sudah menikah.
Kemuadian muncul pertanyaan, “ Lah terus apa hebatnya menjadi pemimpin keluarga, sehingga harus di syukuri oleh si istri ”. Suami sebagai pemimpin keluarga tidak hanya bertanggung jawab selama dunia saja tapi juga harus mempertanggung jawabkan kepemimpinannya di pengadilan Allah. Suatu pengadilan yang tidak ada pengacara, saksi apalagi Markus ( Makelar Kasus).
Tidak ada banding ke Mahkamah Agung dan juga tidak ada grasi dari Presiden. Setelah kita di jatuhkan hukuman, yang bisa di lakukan hanyalah “mengajak” orang lain untuk menemani kita.
Suami sebagai pemimpin keluarga tidak hanya mempertanggung jawabkan dirinya tapi juga istri dan anak anaknya. Di bisnis MLM atau bisnis online kita mengenal downline atau referral yang bisa memberikan tambahan keuntungan untuk kita, begitu juga halnya dalam keluarga, namun bedanya tidak hanya keuntungan (di baca : pahala) saja yang di dapat oleh suami tapi juga kerugian ( di baca: dosa ). Itu semua tergantung bagaimana si suami mendidik keluarganya.
Ketika sang anak di jatuhkan hukuman, tidak serta merta dia akan menerimanya, dia akan menutut pendidikan orang tuanya, bila sang ibu memang tidak benar mendidiknya maka dia pun akan menutut suaminya karena tidak benar mendidiknya. Lalu kepada siapa si suami akan menuntut…Semua kesalahan anak dan istrinya mau gak mau akan di panggul sendirian olehnya.
Dari seorang anak saja, si pemimpin keluarga bisa ketimpa kerugian 2 level (istilah viral marketing) yaitu istri dan anak. Belum lagi dari istrinya saja, ketika si istri meninggalkan shalat dan tidak menutup auratnya, si suami tentu akan mendapatkan kembali kerugian.
Mungkin si suami akan berkata “Loh saya kan sudah mengajarkan dan memperintahkannya, apa itu tidak cukup”. Tentu tidak cukup, selama wanita yang ada di samping anda masih berstatus istri anda, selama itulah dia menjadi tanggung jawab anda dan akan anda pertanggung jawabkan di “pengadilan” nanti.